Cerita ini terkumpul pada saat aku dan teman-temanku berkumpul, kami saling mengingat masa lalu kala masih menjadi pelajar, Unik, asyik, jahil, Nakal dan kelewatan, itu summary dari semua ceritanya.
-------
Awalnya cerita dimulai dari pertemuan reuni, salah satu sahabatku mulai membuka ceritanya sebut saja namanya Rio.
Rio bercerita kala masih duduk di bangku SMP dia mempunyai seorang teman, anak pejabat tinggi dipemerintahaan, dia selalu diberi jajan lebih oleh ayahnya, sedangkan Rio dan teman-temannya hanya jajan secukupnya, pada saat itu Rio mulai berfikir bagaimana memanfaatkan uang temannya ini, sedangkan temannya tersebut termasuk teman yang pelit sebut saja namanya Tio.
Suatu hari Rio berkumpul dengan teman-temannya yang lain, mulai timbul ide di fikirannya, bagaimana cara mendapatkan uang Tio, selidik punya selidik akhirnya dia tau bahwa Tio pantang sekali membawa dompetnya ke Toilet, karena menurutnya dia punya jimat yang diletakkan didompetnya, "hmmm ... baguslah" fikir Rio pada saat itu, dan dia mulai mencari tau dimana tempat dompet itu dititipkan, nah ...ternyata dompet tersebut dititipkan kesalah satu temannya yang bernama Ari, Ari ini terkenal paling jujur dikelas, Rio mulai mendekatinya dengan gaya preman, dia minta dompet Tio, awalnya Ari tidak mau memberinya, dengan sedikit gertakan akhirnya Ari memberi dompet tersebut ke Rio, dengan cekatan Rio mengambil beberapa lembar uang yang ada didompet itu. Dengan senyum manis dia kembalikan dompet itu ke Ari, sambil mengajak Ari untuk bertemu di jam Istrirahat sekolah.
Jam Istirahatpun tiba, Rio beserta teman-temannya menemui Ari dan Tio, dengan senyum mengembang Rio bilang ke Tio " Tio, gue mau traktir loe dan teman-teman yang lain makan dikantin, mau ngak?", mendengar ini Tio lalu menjawab "Wah dengan senang hati". akhirnya merekapun makan, tanpa Tio sadari, bahwa untuk membayar semua makanan itu adalah uang yang diambil dari dompetnya oleh Rio, dan kejadian ini berlanjut terus tanpa Tio Sadari.
"hahaha...kalau ingat waktu dulu aku merasa berdosa tuh sama temanku Tio, tapikan dia ikutan juga makan makanan yang aku pesan. jadi rasa bersalahku berkurang sedikit, hahaha...sangking kebanyakan uangnya, Tio tidak menyadari beberapa lembar uangnya telah aku ambil" kata Rio dengan tawa renyah. "Nakal sekali aku pada saat itu" katanya lagi.
-------
Lain lagi cerita temanku yang lain sebut saja namanya Hamid, dia bercerita waktu dia duduk di Sekolah Menengah dia pernah meniru gaya temannya yang Jahil, walaupun dia tau itu salah. "dulu didepan sekolahku ada tukang gorengan mangkal, setiap hari banyak anak sekolah yang ngumpul sambil makan gorengan, suatu hari aku melihat harun makan gorengan dengan banyak dan cepat, aku memperhatikannya, sambil menghabiskan gorengan yang ada ditanganku, setelah selesai, harun berkata ke pedagang itu "Bang udah, saya makan dua", sambil membayar dan berlalu, aku memperhatikannya lalu aku tiru apa yang dilakukan harun tersebut, eh ternyata jitu, abang tukang gorengan itu ternyata tidak mengetahui berapa jumlah yang sudah aku makan, aku bayar dan akupun berlalu. namun saat ini aku berfikir barangkali si abang tukang gorengan itu terlalu percaya, sehingga dia tidak menyangka banyak pelajar yang "ngembat" gorengannya termasuk aku" kata hamid senyum-senyum.
-------
Aku juga nimrung dalam cerita ini, aku katakan ke teman-temanku, aku juga punya cerita lucu dan aku tidak akan pernah lupa, ini temanku yang jahil dan kelewatan dan paling kelewatan. ceritanya begini. Aku punya teman bernama Rubi, Rubi ini terkenal sangat pelit atau tepatnya terlalu perhitungan, apa karena dia kuliah jurusan Akuntansi sampai semua dikakulasiin, mungkin juga. pada suatu hari, kami mempunyai tugas kelompok yang harus dikerjakan, nah kami mulai berjanji untuk berkumpul dirumah salah satu temanku untuk mengerjakan tugas kelompok tersebut.
Pada saat kami mengerjakan tugas tersebut semuanya serius, hingga selesai. Salah satu temanku mulai berkata "Duh laper nih, enaknya makan apa ya" dan dengan tiba-tiba sahabatku Rubi menjawab "Wah pada laper ya? mau ngak aku traktir?". kami semua saling berpandangan, temenku yang lain berkata "Tumben?, ada angin apa nih?, kalau aku sih mau aja, jarang-jarang Rubi mau nraktir kita". katanya sambil lompat-lompat. Akupun demikian, aku katakan pada rubi "Bi dapat rezeki dari mana kamu? tumben banget mau traktir kita-kita". kata ku
Dengan senyum mengembang dia menjawab "Udah ikut aja, aku mau ajak kalian makan di Texas Chiken, mau ngak?". kami serentak menjawab "mau...mau...mau.."
dengan mobil temanku kami pun meluncur ke kawasan dimana tempat Restauran Texas chiken itu berada, tidak terlalu jauh dari rumah temanku, kira-kita 1 km. dengan rasa senang kami pun mulai memesan apa yang kami inginkan, rubipun datang menghampiri dengan berkata " Ayo makan sepuasnya, pesan aja yang enak-enak, tenang, ntar aku bayar semua, jangan lupa pada nambah ya" katanya sambil ikutan makan.
Setelah semua selesai makan dan kenyang, kitapun kembali lagi pulang ke rumah temanku Ita, dengan perut kenyang dan hati girang, mulai lagi kami bertanya ke Rubi " Bi kami senang nih, coba kalau sering-sering pasti lebih enak" kata Ita. "tapi ngomong-ngomong kamu dapat rezeki dari mana?" kata Ita lagi, lalu aku menyambung pertanyaan temanku tadi "Iya..bi, ngomong dong, kita kan ikutan senang bila teman dapat rezeki" kataku pula. Kami tau disamping kuliah rubi juga mengajar disalah satu sekolah menengah atas tidak jauh dari rumahnya. Aku beranggapan dia baru terima gaji, bonus, rapelan atau apalah dari tempat kerjanya. "Ada dech...nanti aku bilang kalian kaget lagi" katanya sambil tertawa-tawa. " Ngaklah, kita malah senang", celetuk temanku yang lain. "Bener nih?" kata Rubi lagi. "Aku sih senang kalau kalian semua pada senang, tapi okelah aku jujur, aku dapat rezeki nomplok tadi malam". "dari mana?" tanya Ita dengan semangat. dengan santai Rubi menjawab "Aku menang Togel...hahahaha, sama rata sama rasa, udah pada kenyangkan". katanya dengan gelak tawa kemenangan, menang sudah mengerjai kami semua, senang ternyata uang yang dia pakai untuk membayar bukan uangnya sendiri tapi dari hasi judi, kami serentak semuanya mengeroknya sambil memaki-maki, temanku yang lain pada uagh..uagh pengen muntah, tapi ngak keluar, maklum udah ketelan dan terdorong air...hihihi. itulah kejahilan temanku yang sungguh-sungguh kelewatan
by: nini musmar
-------
Awalnya cerita dimulai dari pertemuan reuni, salah satu sahabatku mulai membuka ceritanya sebut saja namanya Rio.
Rio bercerita kala masih duduk di bangku SMP dia mempunyai seorang teman, anak pejabat tinggi dipemerintahaan, dia selalu diberi jajan lebih oleh ayahnya, sedangkan Rio dan teman-temannya hanya jajan secukupnya, pada saat itu Rio mulai berfikir bagaimana memanfaatkan uang temannya ini, sedangkan temannya tersebut termasuk teman yang pelit sebut saja namanya Tio.
Suatu hari Rio berkumpul dengan teman-temannya yang lain, mulai timbul ide di fikirannya, bagaimana cara mendapatkan uang Tio, selidik punya selidik akhirnya dia tau bahwa Tio pantang sekali membawa dompetnya ke Toilet, karena menurutnya dia punya jimat yang diletakkan didompetnya, "hmmm ... baguslah" fikir Rio pada saat itu, dan dia mulai mencari tau dimana tempat dompet itu dititipkan, nah ...ternyata dompet tersebut dititipkan kesalah satu temannya yang bernama Ari, Ari ini terkenal paling jujur dikelas, Rio mulai mendekatinya dengan gaya preman, dia minta dompet Tio, awalnya Ari tidak mau memberinya, dengan sedikit gertakan akhirnya Ari memberi dompet tersebut ke Rio, dengan cekatan Rio mengambil beberapa lembar uang yang ada didompet itu. Dengan senyum manis dia kembalikan dompet itu ke Ari, sambil mengajak Ari untuk bertemu di jam Istrirahat sekolah.
Jam Istirahatpun tiba, Rio beserta teman-temannya menemui Ari dan Tio, dengan senyum mengembang Rio bilang ke Tio " Tio, gue mau traktir loe dan teman-teman yang lain makan dikantin, mau ngak?", mendengar ini Tio lalu menjawab "Wah dengan senang hati". akhirnya merekapun makan, tanpa Tio sadari, bahwa untuk membayar semua makanan itu adalah uang yang diambil dari dompetnya oleh Rio, dan kejadian ini berlanjut terus tanpa Tio Sadari.
"hahaha...kalau ingat waktu dulu aku merasa berdosa tuh sama temanku Tio, tapikan dia ikutan juga makan makanan yang aku pesan. jadi rasa bersalahku berkurang sedikit, hahaha...sangking kebanyakan uangnya, Tio tidak menyadari beberapa lembar uangnya telah aku ambil" kata Rio dengan tawa renyah. "Nakal sekali aku pada saat itu" katanya lagi.
-------
Lain lagi cerita temanku yang lain sebut saja namanya Hamid, dia bercerita waktu dia duduk di Sekolah Menengah dia pernah meniru gaya temannya yang Jahil, walaupun dia tau itu salah. "dulu didepan sekolahku ada tukang gorengan mangkal, setiap hari banyak anak sekolah yang ngumpul sambil makan gorengan, suatu hari aku melihat harun makan gorengan dengan banyak dan cepat, aku memperhatikannya, sambil menghabiskan gorengan yang ada ditanganku, setelah selesai, harun berkata ke pedagang itu "Bang udah, saya makan dua", sambil membayar dan berlalu, aku memperhatikannya lalu aku tiru apa yang dilakukan harun tersebut, eh ternyata jitu, abang tukang gorengan itu ternyata tidak mengetahui berapa jumlah yang sudah aku makan, aku bayar dan akupun berlalu. namun saat ini aku berfikir barangkali si abang tukang gorengan itu terlalu percaya, sehingga dia tidak menyangka banyak pelajar yang "ngembat" gorengannya termasuk aku" kata hamid senyum-senyum.
-------
Aku juga nimrung dalam cerita ini, aku katakan ke teman-temanku, aku juga punya cerita lucu dan aku tidak akan pernah lupa, ini temanku yang jahil dan kelewatan dan paling kelewatan. ceritanya begini. Aku punya teman bernama Rubi, Rubi ini terkenal sangat pelit atau tepatnya terlalu perhitungan, apa karena dia kuliah jurusan Akuntansi sampai semua dikakulasiin, mungkin juga. pada suatu hari, kami mempunyai tugas kelompok yang harus dikerjakan, nah kami mulai berjanji untuk berkumpul dirumah salah satu temanku untuk mengerjakan tugas kelompok tersebut.
Pada saat kami mengerjakan tugas tersebut semuanya serius, hingga selesai. Salah satu temanku mulai berkata "Duh laper nih, enaknya makan apa ya" dan dengan tiba-tiba sahabatku Rubi menjawab "Wah pada laper ya? mau ngak aku traktir?". kami semua saling berpandangan, temenku yang lain berkata "Tumben?, ada angin apa nih?, kalau aku sih mau aja, jarang-jarang Rubi mau nraktir kita". katanya sambil lompat-lompat. Akupun demikian, aku katakan pada rubi "Bi dapat rezeki dari mana kamu? tumben banget mau traktir kita-kita". kata ku
Dengan senyum mengembang dia menjawab "Udah ikut aja, aku mau ajak kalian makan di Texas Chiken, mau ngak?". kami serentak menjawab "mau...mau...mau.."
dengan mobil temanku kami pun meluncur ke kawasan dimana tempat Restauran Texas chiken itu berada, tidak terlalu jauh dari rumah temanku, kira-kita 1 km. dengan rasa senang kami pun mulai memesan apa yang kami inginkan, rubipun datang menghampiri dengan berkata " Ayo makan sepuasnya, pesan aja yang enak-enak, tenang, ntar aku bayar semua, jangan lupa pada nambah ya" katanya sambil ikutan makan.
Setelah semua selesai makan dan kenyang, kitapun kembali lagi pulang ke rumah temanku Ita, dengan perut kenyang dan hati girang, mulai lagi kami bertanya ke Rubi " Bi kami senang nih, coba kalau sering-sering pasti lebih enak" kata Ita. "tapi ngomong-ngomong kamu dapat rezeki dari mana?" kata Ita lagi, lalu aku menyambung pertanyaan temanku tadi "Iya..bi, ngomong dong, kita kan ikutan senang bila teman dapat rezeki" kataku pula. Kami tau disamping kuliah rubi juga mengajar disalah satu sekolah menengah atas tidak jauh dari rumahnya. Aku beranggapan dia baru terima gaji, bonus, rapelan atau apalah dari tempat kerjanya. "Ada dech...nanti aku bilang kalian kaget lagi" katanya sambil tertawa-tawa. " Ngaklah, kita malah senang", celetuk temanku yang lain. "Bener nih?" kata Rubi lagi. "Aku sih senang kalau kalian semua pada senang, tapi okelah aku jujur, aku dapat rezeki nomplok tadi malam". "dari mana?" tanya Ita dengan semangat. dengan santai Rubi menjawab "Aku menang Togel...hahahaha, sama rata sama rasa, udah pada kenyangkan". katanya dengan gelak tawa kemenangan, menang sudah mengerjai kami semua, senang ternyata uang yang dia pakai untuk membayar bukan uangnya sendiri tapi dari hasi judi, kami serentak semuanya mengeroknya sambil memaki-maki, temanku yang lain pada uagh..uagh pengen muntah, tapi ngak keluar, maklum udah ketelan dan terdorong air...hihihi. itulah kejahilan temanku yang sungguh-sungguh kelewatan
by: nini musmar