Tadi malam aku mendapat sms dari ibuku yang mengatakan om ku meninggal dunia, Innalilahi wainnailaihi rojiun, terbesit rasa duka, namun rela karena sudah lama juga dia menderita sakit yang menahun, komplikasi, cuci darah berulang kali hingga seminggu dua kali, namun dia tegar menjalani semuanya, semoga Allah mengampunkan dosanya.
Pagi ini kusempatkan hadir untuk mengucapkan turut berduka cita dan memberikan semangat buat tanteku yang baik, aku izin dari kantor sebentar untuk ngelayat ke rumah tanteku yang tidak jauh dari tempatku bekerja, dengan menaiki kendaraan umum sekali dan tidak sampai lima menit aku sudah tiba dirumahnya.
Teras depan rumah tanteku yang sudah dipenuhi dengan bapak-bapak sanak saudara atau mungkin juga warga lingkungan setempat, aku masuk kedalam rumah, suasana hening, disamping jasad omku yang terbujur, duduk ibu-ibu yang telah selesai membaca surat Yassin, mereka duduk dengan rapi disamping jenazah dengan diam, aku mendekati tanteku yang ada duduk persis disamping kepala omku, terlihat jelas wajah duka di raut wajahnya, namun ketegaran tampak jelas, tiada tetes air mata sedikitpun, subhanallah wajah keikhlasan terlihat jelas, aku memeluknya sambil berkata “sabar ya tante”, dia menjawab “ya, maafin om ya” suaranya lirih terdengar.
Aku kemudian duduk bersebelahan dengan tanteku, dan aku menanyakan jam berapa meninggalnya omku, dia mengatakan bahwa meninggalnya jam setegah delapan tadi malam di Rumah Sakit, setelah tidak sadarkan diri selama empat hari, namun sebelum omku masuk Rumah Sakit dia masih sempat minta maaf kepada semua orang yang bertemu dengannya, mungkin omku sudah mendapat firasat, dan dia juga masih sempat menelefon anaknya yang ada diluar negeri untuk segera kembali, menurut tanteku omku masih sempat berbicara via telepon dengan anaknya dan mengatakan bahwa mereka nanti akan berada didua alam yang berbeda, dari ucapan tersebut tanteku sudah merasakan hal-hal yang tak biasa, itulah mungkin tanda-tanda yang sudah diberikan Allah sebelum Dia memanggilnya.
Tamu yang datang semakin banyak, aku bergeser duduk disebelah ibu-ibu yang hadir disitu, aku tatap wajah-wajah mereka satu persatu, hatiku berkata-kata, semua yang ada disini adalah saudara-saudara ibuku, semua sudah tua, mungkin sebaya dengan ibuku, tidak terasa waktu berlalu begitu cepat, wajah-wajah cantik dahulu sudah mulai memudar, disini semua berkumpul, mengucapkan turut berduka cita, aku melihat sambil merenung, hari ini om ku yang dipanggil oleh Penguasa Alam Semesta, esok atau lusa giliran siapa lagi. Semuanya pasti ada saatnya hanya kita tidak tahu kapan giliran kita.
Ya Allah, masa demi masa telah berlalu, tiada satupun hari dapat kembali lagi, langkah baik dan buruk yang pernah kami kerjakan, hanya Engkau yang tau, ampunan dan maafMu kami harapkan ya Rabbi, Jika suatu hari nanti Engkau memanggil kami, janganlah Engkau matikan kami dalam kekufuran, tapi matikan kami dalam Khusnul Khotimah.
Semoga Amal Ibadah Omku diterima Allah SWT, dan diberikan termpat sebaik-baik tempat disisinya…Amin ya Rabbal Alamin.