"Ya Allah, Berikan kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta selamatkan kami dari siksa Neraka"

Jumat, 19 Februari 2010

"Ayah, Maafkan Dita"

Sepasang suami isteri - seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur. Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.
Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya... karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.
Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.
Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, "Kerjaan siapa ini !!!" .... Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar.. Dia juga beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih2 melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ' Saya tidak tahu..tuan." "Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?" hardik si isteri lagi.
Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata "DIta yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik ... kan !" katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa.. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali2 ke telapak tangan anaknya. Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya.
Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tdk tahu hrs berbuat apa... Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.
Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka2 dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka2nya itu terkena air.. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. "Oleskan obat saja!" jawab bapak si anak.
Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. "Dita demam, Bu"...jawab pembantunya ringkas. "Kasih minum panadol aja ," jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Ditadalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya.
Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhubadan Dita terlalu panas. "Sore nanti kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudah siap" kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. "Tidak ada pilihan.." kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut..."Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah" kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikanterkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.
Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata.
"Ayah.. ibu... Dita tidak akan melakukannya lagi.... Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi... Dita sayang ayah.. sayang ibu.", katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. "Dita juga sayang Mbok Narti.." katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris."Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tidak akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti?... Bagaimana Dita mau bermain nanti?.... Dita janji tdk akan mencoret2 mobil lagi, " katanya berulang-ulang.
Serasa hancur hati si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung2 dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf...
Tahun demi tahun kedua orang tua tsb menahan kepedihan dan kehancuran bathin sampai suatu saat Sang ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya dan wafat diiringi tangis penyesalannya yg tak bertepi..., Namun...., si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tsb tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya..

"Berdo'a"

Adakah yang Akan Mendoakan Kita?Seorang pengusaha sukses jatuh di kamar mandidan akhirnya stroke. Sudah 7 malam dirawat diRS di ruang ICU. Di saat orang-orang terlelapdalam mimpi malam, dalam dunia roh seorangmalaikat menghampiri si pengusaha yangterbaring tak berdaya.Malaikat memulai pembicaraan, "Kalau dalamwaktu 24 jam ada 50 orang berdoa buatkesembuhanmu, maka kau akan hidup. Dansebaliknya jika dalam 24 jam jumlah yang akutetapkan belum terpenuhi, itu artinya kauakan meninggal dunia!"Kalau hanya mencari 50 orang, itu mahgampang .. .. " kata si pengusaha ini dengan yakinnya.Setelah itu Malaikat pun pergi dan berjanjiakan datang 1 jam sebelum batas waktu yang sudah disepakati.Tepat pukul 23:00, Malaikat kembalimengunjunginya; dengan antusiasnya sipengusaha bertanya, "Apakah besok pagi akusudah pulih? Pastilah banyak yang berdoa buataku, jumlah karyawan yang aku punya lebihdari 2000 orang, jadi kalau hanya mencari 50orang yang berdoa pasti bukan persoalan yang sulit".Dengan lembut si Malaikat berkata, "Anakku,aku sudah berkeliling mencari suara hati yangberdoa buatmu tapi sampai saat ini baru 3orang yang berdoa buatmu, sementara waktumutinggal 60 menit lagi. Rasanya mustahil kalaudalam waktu dekat ini ada 50 orang yangberdoa buat kesembuhanmu".Tampa menunggu reaksi dari si pengusaha, simalaikat menunjukkan layarbesar berupa TV siapa 3 orang yang berdoabuat kesembuhannya. Di layar itu terlihatwajah duka dari sang istri, di sebelahnya ada2 orang anak kecil, putra putrinya yangberdoa dengan khusuk dan tampak ada tetesanair mata di pipi mereka".Kata Malaikat, "Aku akan memberitahukanmu,kenapa Tuhan rindu memberikanmu kesempatankedua? Itu karena doa istrimu yang tidakputus-putus berharap akan kesembuhanmu"Kembali terlihat dimana si istri sedangberdoa jam 2:00 subuh, " Tuhan, aku tahukalau selama hidupnya suamiku bukanlah suamiatau ayah yang baik! Aku tahu dia sudahmengkhianati pernikahan kami, aku tahu diatidak jujur dalam bisnisnya, dan kalaupun diamemberikan sumbangan, itu hanya untukpopularitas saja untuk menutupi perbuatannyayang tidak benar dihadapanMu. Tapi Tuhan,tolong pandang anak-anak yang telah Engkautitipkan pada kami, mereka masih membutuhkanseorang ayah. Hamba tidak mampu membesarkanmereka seorang diri."Dan setelah itu istrinya berhenti berkata-kata tapi air matanya semakin deras mengalirdi pipinya yang kelihatan tirus karena kurang istirahat".Melihat peristiwa itu, tampa terasa, air matamengalir di pipi pengusaha ini. Timbul penyesalan bahwa selama ini bahwa dia bukanlah suami yang baik. Dan ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya. Malam ini dia baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak padanya.Waktu terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10 menit lagi, melihat waktu yang makin sempit semakin menangislah si pengusaha ini,penyesalan yang luar biasa. Tapi waktunya sudah terlambat ! Tidak mungkin dalam waktu 10 menit ada yang berdoa 47 orang !Dengan setengah bergumam dia bertanya,"Apakah diantara karyawanku, kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang berdoa buatku?"Jawab si Malaikat, " Ada beberapa yang berdoa buatmu.Tapi mereka tidak Tulus. Bahkan ada yang mensyukuri penyakit yang kau derita saat ini. Itu semua karena selama ini kamu arogan, egois dan bukanlah atasan yang baik. Bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak bersalah".
Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrahkalau malam ini adalah malam yang terakhir buat dia. Tapi dia minta waktu sesaat untuk melihat anak dan si istri yang setia menjaganya sepanjang malam.Air matanya tambah deras, ketika melihat anaknya yang sulung tertidur di kursi rumah sakit dan si istri yang kelihatan lelah juga tertidur di kursi sambil memangku si bungsu.Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba si Malaikat berkata,"Anakku, Tuhan melihat air matamu dan penyesalanmu ! ! Kau tidak jadi meninggal,karena ada 47 orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00".Dengan terheran-heran dan tidak percaya, sipengusaha bertanya siapakah yang 47 orang itu. Sambil tersenyum si Malaikat menunjukkan suatu tempat yang pernah dia kunjungi bulan lalu.Bukankah itu Panti Asuhan ? kata si pengusaha pelan."Benar anakku, kau pernah memberi bantuan bagi mereka beberapa bulan yang lalu, walau aku tahu tujuanmu saat itu hanya untuk mencari popularitas saja dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor luar negeri. ""Tadi pagi, salah seorang anak panti asuhan tersebut membaca di koran kalau seorang pengusaha terkena stroke dan sudah 7 hari di ICU. Setelah melihat gambar di koran dan yakin kalau pria yang sedang koma adalah kamu, pria yang pernah menolong mereka dan akhirnya anak-anak panti asuhan sepakat berdoa buat kesembuhanmu. "

"Imajiner Doa"

oleh: Ratih Sanggarwati

Doa yang kupanjatkan ketika aku masih gadis:
"Ya Allah beri aku calon suami yang baik, yang sholeh. Beri aku suamiyang dapat kujadikan imam dalam keluargaku."

Doa yang kupanjatkan ketika selesai menikah:
"Ya Allah beri aku anak yang sholeh dan sholehah, agar mereka dapatmendoakanku ketika nanti aku mati dan menjadi salah satu amalankuyang tidak pernah putus."

Doa yang kupanjatkan ketika anak-anakku lahir:
"Ya Allah beri aku kesempatan menyekolahkan mereka di sekolah Islamiyang baik meskipun mahal, beri aku rizki untuk itu ya Allah...."

Doa yang kupanjatkan ketika anak2ku sudah mulai sekolah:
"Ya Allah..... jadikan dia murid yang baik sehingga dia dapat bermoralIslami, agar dia bisa khatam Al Quran pada usia muda."

Doa yang kupanjatkan ketika anak2ku sudah beranjak remaja:
"Ya Allah jadikan anakku bukan pengikut arus modernisasi yg mengkhawatirkanku.Ya Allah aku tidak ingin ia mengumbar auratnya, karena dia ibarat buah yangsedang ranum."

Doa yang kupanjatkan ketika anak2ku menjadi dewasa:
"Ya Allah entengkan jodohnya, berilah jodoh yang sholeh pada mereka,yang bibit, bebet, bobotnya baik dan sesuai setara dengan keluargakami."

Doa yang kupanjatkan ketika anakku menikah:
"Ya Allah jangan kau putuskan tali ibu & anak ini, aku takut kehilanganperhatiannya dan takut kehilangan dia karena dia akan ikut suaminya."

Doa yang kupanjatkan ketika anakku akan melahirkan:
"Ya Allah mudah-mudahan cucuku lahir dengan selamat. Aku inginkan namapemberianku pada cucuku, karena aku ingin memanjangkan teritoriawibawaku sebagai ibu dari ibunya cucuku."

Ketika kupanjatkan doa-doa itu, aku membayangkan Allah tersenyumdan berkata......

"Engkau ingin suami yang baik dan sholeh sudahkah engkau sendiri baikdan sholehah?Engkau ingin suamimu jadi imam, akankah engkau jadi makmum yang baik?"

"Engkau ingin anak yang sholehah, sudahkah itu ada padamu dan padasuamimu. Jangan egois begitu......masak engkau ingin anak yang sholehahhanya karena engkau ingin mereka mendoakanmu....tentu mereka menjadisholehah utama karena-Ku, karena aturan yang mereka ikuti haruslahaturan-Ku."

"Engkau ingin menyekolahkan anakmu di sekolah Islam, karena apa?......prestige? ...... atau....mode?....atau engkau tidak mau direpotkandengan mendidik Islam padanya? engkau juga harus belajar, engkau jugaharus bermoral Islami, engkau juga harus membaca Al Quran dan berusahamengkhatamkannya."

"Bagaimana engkau dapat menahan anakmu tidak menebarkan pesonanya denganmengumbar aurat, kalau engkau sebagai ibunya jengah untuk menutup aurat?Sementara engkau tahu Aku wajibkan itu untuk keselamatan dan kehormatanumat-Ku."

"Engkau bicara bibit, bebet, bobot untuk calon menantumu, seolah engkautidak percaya ayat 3 & 26 surat An Nuur dalam Al Quran-Ku. Percayalahkalau anakmu adalah anak yang sholihah maka yang sepadanlah yang diaakan dapatkan."

"Engkau hanya mengandung, melahirkan dan menyusui anakmu. Aku yangmemiliki dia saja, Aku bebaskan dia dengan kehendaknya. Aku tetapmencintainya, meskipun dia berpaling dari-Ku, bahkan ketika diamelupakan-Ku. Aku tetap mencintainya."

"Anakmu adalah amanahmu, cucumu adalah amanah dari anakmu, berilahkebebasan untuk melepaskan busur anak panahnya sendiri yang menjadiamanahnya.

"Lantas...... aku malu...... dengan imajinasi do'a-ku sendiri....Aku malu akan tuntutanku kepada-NYA.......Maafkan aku ya Allah......

"Salah Kirim Email"

Sepasang suami isteri setengah baya yang sama-sama dari kalanganprofesional merasa penat dengan kesibukan di ibukota.Mereka memutuskan untuk berlibur di Bali.


Mereka akan menempati kembali kamar hotel yang sama dengan ketika mereka ber honeymoon saatmenikah 30 tahun yang lalu.


Karena kesibukannya, sang suami harus terbang lebih dahulu danisterinya baru menyusul keesokan harinya.


Setelah check in hotel di Bali, sang suami mendapati sebuah komputeryang tersambung ke internet telah terpasang di kamarnya.


Dengan gembira ia menulis e-mail mesra kepada isteri di kantornya diJalan Sudirman, Jakarta.


Celakanya, ia salah mengetik alamat e-mail isterinya dan tanpa menyadari kesalahannya ia mengirimkan e-mail tersebut.


Di lain tempat di daerah Cinere Jakarta, seorang wanita baru kembali dari pemakaman suaminya yang baru saja meninggal.


Setibanya di rumah, ia langsung mengecheck e-mail untuk membaca ucapan-ucapanbelasungkawa.


Baru saja selesai membaca e-mail yang pertama, ia langsung jatuh pingsan tak sadarkan diri.


Anak sulungnya yang terkejut kemudianmembaca e-mail tersebut (tak lama kemudian jatuh pingsan juga)


email yang bunyinya:


To: Isteriku tercinta

Subject: Papa sudah sampai Ma !!!

Date: 23 Mei 2008


Aku tahu pasti kamu kaget tapi seneng dapat kabar dariku.

Ternyata disini mereka udah pasang internet juga, katanya biar bisaberkirim kabar buat orang-orang tercinta di rumah.

Aku baru sampai dan sudah check-in. Katanya mereka juga sudahmempersiapkan segalanya untuk kedatanganmu besok.

Nggak sabar deh rasanya nungguin kamu.

Semoga perjalanan kamu kesini juga mengasyikkan seperti perjalananku kemaren.

Love you Mom,


Papa


PS: Disini lagi panas-panasnya !

Kalau pada mau, anak-anak diajak aja!!

salaaaam

"Wudhu Lahir dan Bathin"

Seorang ahli ibadah bernama Isam Bin Yusuf, sangat waras dan khusyuk sholatnya.

Namun, dia selalu khawatir kalau-kalau ibadahnya kurang khusyuk dan selalu bertanya kepada orang yang dianggap lebih ibadahnya, demi untuk memperbaiki dirinya yang selalu dirasaikan kurang khusyuk.

Pada suatu hari, Isam menghadiri majlis seorang abid bernama Hatim Al- Assam dan bertanya, "Wahai Aba Abdurrahman, bagaimanakah caranya tuan sholat?" Hatim berkata, "Apabila masuk waktu solat, aku berwudhu lahir dan batin.

" Isam bertanya, "Bagaimana wudhu lahir dan batin itu? " Hatim berkata,"Wudhu lahir sebagaimana biasa yaitu membasuh semua anggota wudhu dengan air".

Sementara wudhu batin ialah membasuh anggota dengan tujuh perkara :
* Bertaubat
* Menyesali dosa yang telah dilakukan
* Tidak tergila-gilakan dunia
* Tidak mencari/mengharap pujian orang (riya')
* Tinggalkan sifat berbangga * Tinggalkan sifat khianat dan menipu
* Meninggalkan sifat dengki.

" Seterusnya Hatim berkata, "Kemudian aku pergi ke masjid, aku kemaskan semua anggotaku dan menghadap kiblat. Aku berdiri dengan penuh kewaspadaan dan aku rasakan:

1. Aku sedang berhadapan dengan Allah,
2. Surga di sebelah kananku,
3. Neraka di sebelah kiriku,
4. Malaikat Maut berada di belakangku, dan
5. Aku bayangkan pula aku seolah-olah berdiri di atas titian 'Shiratal mustaqim' dan menganggap bahwa sholatku kali ini adalah sholat terakhir bagiku, kemudian aku berniat dan bertakbir dengan baik."

"Setiap bacaan dan doa didalam sholat, aku paham maknanya kemudian aku ruku' dan sujud dengan tawadhu, aku bertasyahud dengan penuh pengharapan dan aku memberi salam dengan ikhlas. Beginilah aku bersholat selama 30 tahun."

Apabila Isam mendengar, menangislah dia karena membayangkan ibadahnya yang kurang baik bila dibandingkan dengan Hatim.

"Bila Kematian itu telah Tiba"

Hari berganti hari. Keadaanku semakin lemah.
Tubuhku kaku seperti mayat di atas tempat tidur di
salah sebuah rumahsakit yang aku sendiri tidak tahu
mengapa aku di tempatkan di sini. Sebelum tu,
yang aku ingat aku sedang menyetir mobil ,
lalu bertabrakan dengan truk gandeng. Tapi selepas itu
aku tidak ingat apa-apa. Pandanganku kabur.
Tidak dapat ku pastikan siapa orang-orang yang
berada di sekelilingku. Aku terasa dada ku teramat
berat dan bagian pinggangku sudah tidak berasa
apa-apa lagi. Derita sungguh. Nafasku sesak.

Tiba-tiba tanganku di pegang kuat. "Mengucap sayang,, mengucap... ... ..
Asyhaduallailahaill allah... ... ... "ucapan itu di
bisikkan ke telingaku di sertai dengan tangisan. Itu
suara ibu. Manusia yang pernah meninabobokan
daku semasa kecil, manusia yang pernah
menyuapkan nasi ke dalam mulutku, manusia
yang pernah memberi susunya serta yang pernah
memandikanku karena kotorl.

"Bagaimana dengan keadaannya dokter?" Aku amati suara
itu. Pasti itu suara abang. Mungkin abang baru
sampai. "lemah" ,jawab dokter dengan ringkas. "Itu
kata dokter bang, jangan berserah kepada takdir
sahaja. Kita perlu usaha". Sudah seminggu aku
terlantar di tempa tidur ini, kenapa baru sekarang abang
menjenguk? Datang lah ke sini, aku ingin
berbicara denganmu. Datanglah... ..

Tapi mataku... ... . semakin gelap. Adakah aku sudah buta?
Tidak!!!!Aku tidak mahu buta. Aku masih ingin
melihat dunia ini. "Sabarlah dik, banyak-banyak
ingatkan Allah." Abangkah yang bersuara itu? Apa
yang aku tanggung ini tidak semudah yang kau
lafazkan, abang. Tolonglah adikmu ini. Tolong
bukakan mataku.

"Tekanan darahnya amat rendah". Sayup sayup kedengaran
suara dokter. Kedengaran juga ibu menangis
terisak-eiak. Ibu, kau hanya mampu menangis
saja. Dan bila tiba saatnya, Kita akan berpisah.
Tapi,ibu... .. aku tidak mahu berpisah denganmu.
Tolonglah ibu, selamatkan lah daku.

"Yassin... ... " bacaan yassin terngiyang-ngiyang di
telingaku. Aku tahu itu suara abang. Tetapi kenapa
aku di perdengarkan dengan suara itu Apakah aku
sudah menghampiri maut ? Aku takut!!!!!!!

Sedetik lagi sakaratul maut datang. Sedetik lagi izrail
datang. Sedetik lagi malaikat maut datang. Aku di
ambang sakaratul maut... ... Aku semakin tegang
dan demakin sendat nafas di dada. Ketika itu, aku
tidak ingat apa-apa lagi. Aku tidak kenal sesiapa
di sekelilingku. Tapi yang pastinya sekarang, aku
berhadepan dengan sakaratul maut.

"Tolong ibu, tolonglah aku, aku takut". Tapi rintihan ku
tidak di pedulikan. Apa mereka semua sudah
Tuli? Aku di lambung resah,gelisah dan penuh
kesah.Keluhan dan rintihan
"Panas,dahaga, haus,panas. .. ... ..". tapi tiada siapa pun yang peduli.

Nenekku datang,"Nenek. .. ... ... ..". "Kau dahaga cu, kau
lapar cu, mahu air?? Ini gelas penuh air madu,
kalau cucu mahu masuk syurga,minum air ini".

"Ibu... ... ". Ibuku datang, Ibu menggoyangkan gelas yg berisi
susu . " Ini ibumu. ,minumlah Air susu ini
segar, nak. Buangkan islam, matilah dalam agama yahudi... ..".

Ayah... ... .kau datang ayah... ... .". "Matilah dalam agama
yahudi anakku. Matilah dalam agama nasrani.
Itulah agama> yang membantu kau masuk ke syurga".

"Nenek... .ibu... ..ayah... ... suara kau kah tadi?? Kenapa
kau berubahlaku? ? Atau suara syaitan yang ingin
memurtadkan aku??

"Mengucap sayang, mengucap.
Asyhaduallailahaill allah... ... ". Ucapan itu di ajukan sekali lagi ke
telingaku. Itu suara ibu. Tapi lidahku sudah menjadi kelu.

Manusia-manusia berjubah hitam datang. "Mari ikut kami".
Manusia-manusia berjubah hijau datang membawa
bersamanya payung hijau,katanya" Mari ikut kami".
Cahaya putih datang. Datang kilatan hitam.
Datang sinaran kuning. Cahaya merah
datang. "Apa ini,apa ini?. Akulah sakaratul
maut... ... .!!!!!!". Kedinginan menjalar, merayap
perlahan-lahan dari hujung kaki ke hujung rambut
dan kini seluruh jasadku di selimuti sejuk.
Dan kemudian datanglah malaikat maut di hujung kepalaku.

"Hai jiwa yang keji, keluarlah dari kemurkaan
Allah... ... .".Aku tersentak. Roh ku berselerak di
dalam tubuhku. Lalu,innalillahi wainnailaihi rajiuun... .

Malaikat-malaikat yang menunggu sesayup mata memandang
dan menghemburlah bangkai yang sebusuk-
busuknya. Tiba-tiba bau busuk menusuk ke
hidungku, seperti bau sampah yang amat
busuk. "Apa yang busuk ni? Tak adakah orang
yang mengangkat sampah hari ini? Ah, busuknya,
hanyirnya,bau bangkainya.. . ... ".

"Assalamualaikum. .. ... ".

"Siapa yang memberi salam itu?".

"Aku".

"Kau siapa wahai pemuda ".

Seorang lelaki tercegat di hadapan tempat tidurlku. Aku
tidak pernah melihat orang yang sekotor,
dan sebusuknya di dunia ini.Rambutnya yang
tidak terurus, baju yang di pakai berlumut hijau,
kuning,coklat dan entah apa-apa warna lagi, dari
lubang hidung, telinganya dan mulutnya terdapat
nanah dan darah pekat keluar. Tanpa di
pedulikannya. .. ... jijik, aku rasa... ... .. melihatnya.

"Kau tak kenal aku?"

"Tidak!" jawabku tegas. "Mana mungkin aku kenal kau
sekotor dan sejijik ini".

"Aku sahabatmu, kau yang membuat aku seperti ini".

"Bohong!". Aku menjerit sekuat hati. Biar semua penghuni
ruangan ini mendengarnya. "Aku tak kenal engkau!
Lebih baik kau pergi dari sini".

"Akulah amalanmu yang keji... ... ... .".

Aku terdiam. Aku tidak mampu berkata apa-apa lagi. Ya!
aku teringat kini, semuanya telah pernah ku
dengar dan ku pelajari dulu. Segala dosa dan
keburukan yang kita lakukan di dunia, akan di
jelmakan dalam sebagai suatu makhluk yang
teramat hodoh di hadapan kita di alam barzakh
nanti. Oh Tuhan, aku banyak dosa. Aku memang
lalai, santai dan lupa dengan segala nikmat yang
telah kau kurniakan. Sholatku karena orang, dan
bukannya ikhlas karena Allah. Pergaulanku bebas,
tak kenal muhrim ataupun tidak. Tapi itu semua
telah berlalu dan dan sudah terlambat untuk
bertaubat.Apa yang aku harus lakukan!!!!!

Surah yassin yang abang pegang di letakkan di
atas dahiku. Aku melihat kakakku
menangis. Aku juga lihat mata ayah bengkak.

Tiba-tiba badanku di sirami air. Air apa ini ??
"Tolong... .sejuk!!!! Kenapa air ini berbau air kapur
barus. Tolong jangan tekan perutku dengan kuat,
sakit!!!! Kenapa ramai orang melihat aku Aku
malu... ..malu... ..malu... ... !!!!!!".

Aku di usung ke suatu ruang.Aku lihat kain putih
dibentangkan. Lalu diletakkannya aku di atas kain
putih itu. Kapas di bubuh di celah-celah badanku.
Lalu aku di bungkus satu demi satu dengan kain itu.

"Nanti, tunggu!! jangan bungkus aku. Kenapa kalian semua
buat aku macam ini? Tolong ... .
panas... ... ..". Kemudian aku diletakkan di suatu
sudut. Beberapa orang termasuk tok imam
menyembahyangkanku. Kelihatan ayah dan abang
berada di saf yang pertama.Tapi kenapa aku di
sembahyangkan? Bukan kah aku boleh
sembahyang sendiri?
Hayatilah dan bayangkan kita yang mengalaminya. .. ..

Aku teringat kata-kata ustazku dahulu. "Sembahyanglah
kamu sebelum kamu disembahyangkan" . Dan kini
baru aku sedar aku sudah tidak mampu lagi untuk
mengangkat takbir, ruku', sujud dan tahiyyat.

Aku di angkat perlahan-lahan kemudian di
letakkan di dalam kotak kayu. Kotak apa ini?"Aku
di usung oleh enam orang termasuk ayah dan
abang. Aku di usung setapak demi setapak". "Al-
Fatihah!"Kedengaran suara langkah imam. Kelihatan
ibu, kakakku,ayahku dan lain-lain mengekuti di
belakang. Tapi kemana dia bawanya aku?". Nun jauh disana
, kelihatan tanah perkuburan
kampungku. "Ke situkah aku dibawanya? Tolong
turunkan aku, aku takut!!!!!!" .

Setibanya di tanah perkuburan, kelihatan satu liang yang
cukup pas dengan jasadku. Beberapa tangan
memegangku, dan aku di turunkan ke dalam liang
itu. "Perlahan-lahan" , aku terdengar suara
imam memberitahu. "Tolong keluarkan aku dari
sini! Aku seram!!!". Kini aku berada di dalam liang
sedalam 2 meteri. Sedikit demi sedikit pasir dan
tanah menutupiku.

"Tanah apa ini?". "Aduh sakitnya badanku di timbuni
tanah". "Innalillahiwa innailaihi rajiuuun... ... . Dari Allah kita datang,
dan kepada Allah jualah kita kembali".

Kedengaran bacaan talkin dari imam. "Sesungguhnya
mati itu benar alam barzakh itu benar, siratul
mustaqim itu benar, syurga an neraka itu juga
benar... ... ..".Sayup sayup aku terdengar
imam terus mebaca talkin, tetapi makin lama
makin hilang. Pandanganku makin lama, makin
kabur dan terus tidak kelihatan. Tubuhku terasa
telah di timbuni sedikit demi sedikit pasir dan
tanah yang di lemparkan ke atasku. Terasa
semakin gelap dan ... ... . aku kini sendirian.

"Nanti! Nanti! Tolong! Tolong ayah, ibu! Jangan
tinggalkan aku seorang. Aku takut!!! Gelap!!!
Panas!!! Tolong !!!! Aaaaaaaaa!!! !" "

" Hai orang-orang yang beriman,bertaqwalah kamu kepada ALLAH dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar" (QS. AT TAUBAH:119)

"Bocah Misterius"

Bocah itu menjadi pembicaraan dikampung Ketapang. Sudah tiga hari ini ia mondar-mandir keliling kampung.

Ia menggoda teman sebayanya, remaja diatasnya, dan bahkan orang-orang tua.Sangat menyebalkan, anak itu menggoda dgn berjalan kesana kemari sambil tangan kanannya memegang roti isi daging yg tampak coklat menyala.Sementara tangan kirinya memegang es kelapa, lengkap dgn tetesan air dan butiran-butiran es yg melekat diplastik es tersebut. Ini terjadi ditengah hari pada bulan puasa! Bulan ketika banyak orang sedang menahan lapar dan haus.Es kelapa dan roti isi daging tentu saja menggoda orang yg melihatnya.Pemandangan itu semakin bertambah tidak biasa, krn kebetulan selama tiga hari semenjak bocah itu ada, matahari dikampung itu lebih terik dari biasanya.

Luqman mendapat laporan dari orang-orang kampung mengenai bocah itu. Mrk tidak berani melarang bocah kecil itu menyodor-nyodorkan dan memperagakan bagaimana nikmatnya ia mencicipi es kelapa dan roti isi daging tersebut.

Pernah ada yg melarangnya, tapi orang itu kemudian dibuat mundur ketakutan sekaligus keheranan. Setiap dilarang, bocah itu akan mendengus dan matanya akan memberikan kilatan yg menyeramkan. Membuat mundur semua orang yg akan melarangnya.
Luqman memutuskan akan menunggu kehadiran bocah itu, yg setiap bakda zuhur akan muncul secara misterius.

Tidak lama Luqman menunggu, bocah itu datang lagi. Benar, ia menari-nari dgn menyeruput es kelapa itu.Luqman pun lalu menegurnya.. Cuma,ya itu tadi,bukannya takut, bocah itu malah melotot!
Luqman membaca doa, lantas menangkap lengan bocah itu. Ia kuatkan mentalnya, kuatir bocah itu bocah jadi-jadian

Bocah tadi mendadak menuruti tarikan tangan Luqman. Luqman pun membawanya ke rumah. Gerakan Luqman diikuti dgn tatapan penuh tanda tanya dari orang-orang yg melihatnya.

"Kenapa Tuan melarang saya meminum es kelapa dan menyantap roti isi daging ini? Bukankah ini kepunyaan saya?" tanya bocah itu seakan-akan tahu bahwa Luqman akan bertanya tentang kelakuannya. Matanya masih lekat menatap tajam pada Luqman.

"Maaf ya, itu krn kamu melakukannya dibulan puasa," jawab Luqman dgn halus, "Bukankah seharusnya kamu jg berpuasa? Bukannya ikut menahan lapar dan haus, tapi malah menggoda orang dgn tingkahmu itu.."

Sebenarnya Luqman masih akan mengeluarkan uneg-unegnya, mengomeli anak itu. Tapi mendadak bocah itu berdiri sebelum Luqman selesai. Ia menatap Luqman lebih tajam lagi.

"Itu kan yg kalian lakukan juga kepada kami semua! Bukankah kalian yg lebih sering melakukan hal ini ketimbang saya..?! Kalian selalu mempertontonkan kemewahan ketika kami hidup dibawah garis kemiskinan pada sebelas bulan diluar bulan puasa?

Bukankah kalian yg lebih sering melupakan kami yg kelaparan, dgn menimbun harta sebanyak-banyaknya dan melupakan kami?

Bukankah kalian juga yg selalu tertawa dan melupakan kami yg sedang menangis?

Bukankah kalian yg selalu berobat mahal bila sedikit saja sakit menyerang, sementara kalian mendiamkan kami yg mengeluh kesakitan hingga kematian menjemput ajal..?! Lumayan 1 orang miskin mati lg.. makin bersih dunia ini ?!

Bukankah juga di bulan puasa ini hanya pergeseran waktu saja bagi kalian utk menahan lapar dan haus? Ketika azan maghrib terdengar, kalian kembali pada kerakusan kalian...!?"
Bocah itu terus saja berbicara tanpa memberi kesempatan pada Luqman utk menyela. Namun, tiba2 suara bocah itu berubah. Kalo tadinya ia berkata begitu tegas dan terdengar "sangat" menusuk, kini ia bersuara lirih, mengiba.

"Ketahuilah Tuan.., kami ini berpuasa tanpa ujung, kami senantiasa berpuasa meski bukan bulan puasa, tp memang tak ada makanan yg bisa kami makan. Sementara Tuan hanya berpuasa sepanjang siang saja.Dan ketahuilah juga, justru Tuan dan orang-orang di sekeliling Tuan lah yg menyakiti perasaan kami dgn berpakaian yg luar biasa mewahnya dan mempersiapkan makanan yg luar biasa banyaknya, segala rupa ada, lantas kalian sebut itu menyambut Ramadhan dan 'Idul Fithri?

Tuan.., sebelas bulan kalian semua tertawa di saat kami menangis, bahkan pada bulan Ramadhan pun hanya ada kepedulian yg seadanya pula.

Tuan.., kalianlah yg melupakan kami, kalianlah yg menggoda kami, dua belas bulan tanpa terkecuali termasuk di bulan ramadhan ini. Apa yg telah saya lakukan adalah yg kalian lakukan juga terhadap orang-orang kecil seperti kami...!

Tuan.., sadarkah Tuan akan ketidak abadian harta?

Lalu kenapakah kalian masih saja mendekap harta secara berlebih?

Setelah berkata pedas dan tajam seperti itu, bocah itu pergi begitu saja meninggalkan Luqman yg dibuatnya terbengong-bengong.

Di kejauhan, Luqman melihat bocah itu menghilang bak ditelan bumi.

Begitu sadar, Luqman berlari mengejar ke luar rumah hingga ke tepian jalan raya kampung Ketapang. Ia edarkan pandangan ke seluruh sudut yg bisa dilihatnya, tapi ia tidak menemukan bocah itu.

Ditengah deru nafasnya yg memburu, ia tanya semua orang di ujung jalan, tapi semuanya menggeleng bingung. Bahkan, orang-orang yg menunggu penasaran didepan rumahnya pun mengaku tidak melihat bocah itu keluar dari rumah Luqman!

Bocah itu benar-benar misterius! Dan sekarang ia malah menghilang!

Pertemuan itu menjadi pertemuan yg terakhir. Sejak itu Luqman tidak pernah lagi melihatnya, selama-lamanya. Luqman rindu kalimat-kalimat pedas dan tudingan-tudingan yg memang betul adanya.
Luqman rindu akan kehadiran anak itu agar ada seseorang yg berani menunjuk hidungnya ketika ia salah.



"Jangan Anggap Keledai Bodoh"

Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Hewan itu menangis dengan memilukan selama berjam-jam sementara si petani memikirkan apa yang harus dilakukannya.

Akhirnya, si petani memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun (ditutup - karena berbahaya), jadi tidak berguna untuk menolong si keledai. Dan ia mengajak tetangga-tetangganya untuk datang membantunya.

Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur. Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yangsedang terjadi, ia menangis penuh kengerian.

Tetapi kemudian, semua orang takjub, karena si keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke dalam sumur. Si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang karena apa yang dilihatnya.

Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang- guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu.

Sementara tetangga2 si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, si keledai terus juga mengguncangkan badannya dan melangkah naik.

Segera saja, semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi sumur dan melarikan diri !

THINGS TO LEARN :

Kehidupan terus saja menuangkan tanah dan kotoran kepadamu, segala macam tanah dan kotoran.

Cara untuk keluar dari "sumur" (kesedihan, masalah, dsb) adalah dengan mengguncangkan segala tanah dan kotoran dari diri kita (pikiran dan hati kita) dan melangkah naik dari "sumur" dengan menggunakan hal-hal tersebut sebagai pijakan.

Setiap masalah-masalah kita merupakan satu batu pijakan untuk melangkah. Kita dapat keluar dari "sumur" yang terdalam dengan terus berjuang, jangan pernah menyerah !

Ingatlah aturan sederhana tentang Kebahagiaan :
1. Bebaskan dirimu dari kebencian
2. Bebaskanlah pikiranmu dari kecemasan.
3. Hiduplah sederhana.
4. Berilah lebih banyak.
5. Berharaplah lebih sedikit.
6. Tersenyumlah.
7. Miliki teman yang bisa membuat engkau tersenyum

Buah hatiku

Langkah kecilmu riang berlari
Tiada duka terbekas dihati
Tiada beban terpikul didiri
Indahnya hari selalu kau nikmati

Masa ini begitu indah
Semua yang kau lalui terukir canda
Bahagia terlihat di wajah mungilmu

Buah hatiku permata jiwa
Moga hidupmu selalu berkah
Kuatkan tekatmu meraih cita
Masa depanmu menanti disana

Ananda sayang jantung hatiku
Hidup ini berjalan waktu
Galilah ilmu demi masa depanmu
Jalani dengan Iman dan ketaqwaan
Tuk bekal dunia dan akhiratmu

Do’a Ibunda selalu menyertai hidupmu
Putraku sayang belahan jiwa
Kebangaanku dalam Cinta
Semoga engkau kelak berguna

by: Nini Musmar

Rasa ini

Ku mulai torehkan tinta ini
Mewakili perasaaku saat ini
Belenggu rasa di hati ini
tak kuasa untuk ku pahami


Tatapan matamu selalu membuatku merindu
Rasa sayang itu terukir syahdu
tak dapat ku tepis bayang cintamu
harapku kita selalu satu


Sayangku, cintaku, pujaanku
tautan mahligai ini begitu indah
tak ingin ku lepas sampai hayatku
do'a ku rangkai menyertaimu
Tuhanku mohon berkahi aku

by : nini musmar